Aku dan Colt Diesel
Awalnya, truk Colt Diesel yang dijuluki “Si Kepala Kuning” ini kepalanya hijau. Ya truk ringan dan sedang Colt Diesel, yang pertama kali diproduksi di Indonesia pada 1975 (tipe T200), kabin depannya bercat hijau telor asin.
Masih teringat dengan jelas, waktu itu aku masih duduk di kelas 2 SD. Suatu petang, saat dalam perjalanan dari Bandung ke Majalaya, mobil angkutan umum yang kutumpangi berpapasan dengan truk baru Mitsubishi, yang ternyata Colt Diesel T200 ini. [Aku memang pengamat otomotif sejak dilahirkan, wkwkwk]. *lebay.com*
Nah, setelah Haji Ade, tetanggaku yang juragan truk membeli beberapa unit Colt Diesel “Si Kepala Hijau” ini, aku semakin “akrab” dengan truk ini. Waktu aku (kelas 4) dan teman-teman di SD mengikuti kegiatan pramuka ke Kawah Kamojang, kami diangkut dengan “Si Kepala Hijau” ini. Ya, truk ini disewa sekolah dari Haji Ade.
Kami didrop truk ini menjelang Tanjakan Monteng –tanjakan “paling maut” di sana. [Selain kemiringannya bisa sampai 45 derajat, tanjakannya juga panjang dengan tikungan tajam dan jalannya sempit. Jadi, kalau mobil berpapasan dengan mobil lainnya di tanjakan ini, mobil dari atas harus mengalah dengan parkir sejenak di shelter yang tersedia, menunggu mobil dari bawah lewat setelah menaklukkan tanjakan maut ini].
Sore harinya, setelah kegiatan pramuka selesai, kami turun menuju tempat truk itu diparkir. Namun kami mendapati truk itu separuh rodanya (roda kiri depan dan kiri belakang) terperosok. Kata sopirnya, truknya terperosok karena membanting setir, menghindari jip Toyota Hardtop yang meluncur deras dari atas. Padahal, badan jalan tidak mencukupi untuk berpapasan dua kendaraan, apalagi dalam kecepatan tinggi.
Ya sudah, daripada terjadi tabrakan, sopir truk itu lebih memilih menceburkan separuh rodanya ke selokan daripada menabrakkan truknya dengan jip yang seolah tidak ada remnya itu.
Jadilah kami, yang basah kuyup karena turun hujan deras, berjalan kaki ke Kecamatan Ibun (Paseh). Di terminal Ibun, aku membeli bubur nasi yang masih hangat (alhamdulillah, ibu membekaliku uang saku yang cukup), sekadar pengusir hawa dingin. Aku menggigil karena sudah berjam-jam mengenakan baju kebasahan itu. Demikian pula dengan teman-temanku.
Upaya pengangkatan truk yang bannya terperosok ke selokan, akhirnya berhasil selepas isya. Kami pun bisa pulang kembali ke Majalaya, dan disambut orangtuaku dengan perasaan cemas. Maklum, waktu itu kan belum zamannya HP. Pesawat teleponpun (belum otomatis) masih jarang yang punya.
Ini ceritaku, bagaimana ceritamu?
Ahmad Suntoko dan Colt Diesel
Dapurpacu.com – Bagi Ahmad Suntoko, terjun ke bisnis berarti berani ambil risiko. Untuk menjalankan usahanya di bidang peternakan ayam dan angkutan, dia pun memercayakan Mitsubishi Colt T200 lansiran 1978 sebagai penunjang usahanya. Tak salah, kendaraan itulah yang mengantarkannya menuju sukses.
Cerita ini dibeberkan pria 50 tahun itu kepada dapurpacu.com ketika dirinya dan kendaraan kesayangannya mejeng di booth Mitsubishi Fuso di Hall B JIEXPO, Kemayoran, dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010. Suntoko hadir atas undangan PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) sebagai profil sukses pengusaha dengan kendaraan Mitsubishinya.
Sehari-hari Suntoko ditemani Colt T200 miliknya. Saat itu dia membeli kendaraan itu dari dealer seharga Rp 1,4 juta. ”Kalau dikonversikan, sekarang duit segitu sudah dapat dipakai untuk membeli tanah 200 are. Jadi kira-kira sekarang nilainya mencapai lebih dari Rp 200 jutaan,” kenang Suntoko.
Dan kini, kendaraan pengangkut itu semakin disayang dan cenderung dimanja. Jarak tempuh yang sudah dicapai menunjukkan angka lebih dari 72.000 km. Tidak untuk kembali bekerja, Mitsubishi Colt T200 itu sudah dipermak ulang dan bertugas sebagai pengangkut motor.
”Sekarang hanya saya pakai untuk mengangkut kendaraan Harley-Davidson saya kalau mau touring,” beber pria asli Blitar itu.
Tapi bukan berarti tidak bisa diajak kerja keras lagi. Meksipun sudah dipoles ulang, Mitsubishi Colt T200 itu masih sanggup dipacu 110 kpj. ”Saya bawa sendiri dari Blitar ke Jakarta (IIMS). Semua masih orisinil, hanya saja catnya sudah diperbaiki meski tak pernah ada dempulan,” ujar Suntoko bangga. [dp/DON]
“Kepala Kuning” Si Raja Bandel
Dapurpacu.com — Tidak terasa Mitsubishi Colt Diesel telah meramaikan jalanan dan menjadi ‘tulang punggung’ para pebisnis di Indonesia selama 4 dekade.
Seiring usianya itu Mitsubishi Colt Diesel layak disebut sebagai Sang Legenda. “Harga onderdil dan perawatan tidak mahal, dan mobilnya bandel banget,” kata Ujang ‘Kalong’, seorang operator Colt Diesel lansiran tahun 2000-an, ketika kami temui di Purwakarta. “Boss saya sudah tiga kali ganti truck, dan pilihannya selalu ini,” kata pria berusia setengah abad ini, yang telah belasan tahun menjadi pembawa batu gunung.
Mitsubishi Colt, pertama kali diintroduksi pada 1970, dengan nama Mitsubishi Colt T100. Dua tahun kemudian Mitsubishi meluncurkan Mitsubishi Colt T120, yang merupakan pengembangan dari Colt T100. Hingga kini nama Colt T120 dikenal sebagai ‘Raja Jalanan’. Pada tahun 1975, Mitsubishi kembali mengeluarkan produk baru berupa Colt Diesel T200.
Seiring dengan semakin berkembangnya dunia perindustrian di Indonesia, pada 1995, Colt Diesel FE 449 dengan box, yang biasa digunakan untuk industri-industri kelas menengah, muncul. Selajutnya, menghadirkan produk unggulan Colt Diesel FE 334, pada 2003, sekaligus menancapkan citra produknya ini dengan julukan ‘Si Kepala Kuning’ di Indonesia.
Sekarang, New Colt Diesel dengan konsep baru untuk kendaraan niaga telah berstandar Euro2 plus ditemani fitur-fitur yang meningkatkan kenyamanan.
“Awal 2010, kami memperkenalkan Colt Diesel dengan konsep 3 SUPER; Super Economical, Super Speed dan Super Power. Perkenalan konsep ini bersamaan dengan penambahan logo Super Speed khusus untuk New Colt
Diesel FE 74 125PS,” kata Rizwan Alamsjah, direktur pemasaran Krama Yudha Tiga Berlian Motors — agen tunggal Mitsubshi di Indonesia.
Colt Diesel memang pantas disebut sebagai sang legenda karena populasinya telah melebihi 700 ribu unit sejak pertama kali diniagakan. Dan dalam tiga tahun (2007-2010) Mitsubishi berhasil memproduksi 100.000 Colt Diesel.
“40 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk berprestasi sebagai pemain nomor satu di industri kendaraan niaga Indonesia,” ungkap Rizwan. “Prestasi-prestasi yang diraih selama 40 tahun merupakan kerja keras kami untuk mempersembahkan kendaraan-kendaraan niaga tangguh demi memenuhi kebutuhan para konsumen setia Mitsubishi,” kata Rizwan berkomitmen. [dp/Wyu]
Sumber: dapurpacu.com, srikandi.com