“Kalau orang Sunda dibilang tidak bisa melapalkan hurup F, itu PITNAH!” demikian ungkapan humor orang Sunda, menanggapi fenomena sulitnya orang Sunda (terutama orang jadul) melafalkan huruf F.
Ini bisa dimaklumi, mengingat dalam kosa kata basa Sunda, tak ada satu pun kata yang memakai huruf F. Coba saja anda absen satu per satu. Peuyeum kan ditulis dengan huruf P, bukan F (jadi Feuyeum). Hehehe.
Sampai-sampai guru ngaji saya waktu kecil, saat mengajarkan ayat Qur’an yang berawalan “fainnama…”, tapi dilafalkan jadi “painnama…” Secara bahasa (Al Qur’an) ini memang salah karena konon bisa mengubah artinya. Tapi apa boleh buat, lidah Sunda tea…
Tapi kalau fenomena ini sudah merembet pada bahasa tulisan, kacida teuing atuh! Seperti pada foto berikut ini:
dan ini…
Seperti dilakukan salah seorang reporter saya. Mentang-mentang asal Bandung, lantas dia seenaknya menulis “PT Chevron Indonesia” menjadi” PT Chepron Indonesia”, dan juga beberapa kata lainnya. Eta mah beritanya jadi tidak akurat atuh Kang. Euleuh-euleuh si Akang!
Sumber foto: grup FB Banyolan Sunda
bambangpriantono said:
Hahahahahahaahaa….
bambangpriantono said:
Aku jadi inget muridku yg Banjar totok…gak bisa ngomong F dan V
tianarief said:
ya gitu deh. saat melafalkan kata-kata bahasa inggris, jadi lucu.
fightforfreedom said:
Kalo baca Al-Qur’an bisa kacau tuh.
tianarief said:
begitulah guru ngaji saya waktu kecil, dan juga ustadnya. saat memimpin shalat berjamaah, bacaannya fasih, kecuali pelafalan “fe” menjadi “pe”.
thetrueideas said:
hihihi…jadi ingat postingan FAISAL di salon 🙂http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/3481/Kok_Kamu_Nggak_Mau_FAISAL_Ke_Salon_Ini_Sih
jampang said:
xixixixixi
bundel said:
Hehehe… “Alip-ba-ta-sa-jim-ha-kho-dal-jal-ro-jey-sin-syin-sod-dod-to-jo-aen-ogin-pa-kop-kap-lam-mim-nun-wau-ha-lamalip-hamjah-iya.” Gitu ya ejaan huruf Hijaiyah di desa-desa kita?
bundel said:
Saya juga lihat itu yang gambar pertama, tapi lupa di mana ya? Saliwatan sih, bari tumpak mobil.
kopikahwa said:
kenapa pertamina nggak jadi fertamina?
bundel said:
De, abdi kunaon bet ngadak-ngadak emut ka kang Saan Mustopa nya??? 😀
thetrueideas said:
nyomot gambarnya mas Topan, eh Taufan (sikathabis)
tianarief said:
ini fenomena salah dengar salah pelafalan (gak pernah makan bangku kursus dan males googling). 😀
tianarief said:
🙂
tianarief said:
iya, bener ceu. para guru ngaji jadul memang begitu. tapi zaman sekarang beda. 😀
tianarief said:
itu kan di kota bogor. 🙂
tianarief said:
kalau di arab sih mungkin begitu (huruf arab tak mengenal p, melainkan f)
tianarief said:
ke, saan mustopa teh saha ceu?
tianarief said:
iya, stikernya juga banyak bertebaran.
evanda2 said:
hihihi dirumah, bapaknya sll jd bahan ejekan nih ama anak2, scara msh suka binun ef ama pe
bundel said:
Heu-euh eungeuh, tapi di mana sih lokasina?
bundel said:
Eta dedengkot parte nu keur kawasa nu sok pasuliwer aya wae dina tipi tea ge ih……. ngetop pisan teh!
bundel said:
Lha jadi ummi namanya ummi Epa gitu? Terus anak-anak kalo kepengin makan ayam goreng balut tepung mesti jajan ke Ka-Pe-Ce gitu?! Hihihihi…….. maaf!!!
cindil said:
si akang emang ada ada aja nih
tianarief said:
suaminya orang sunda?
tianarief said:
teu apal. tapi liat pagarnya, siga pagar kebun raya.
tianarief said:
parte naon?
tianarief said:
hehehe. 😀
yudimuslim said:
lho? IPMI?? ipmi kampusku kok jadi gitu kepanjangannya om??
tianarief said:
sepertinya IPMI yang ini bukan kampus yudi, tapi Ikatan …. (tak terbaca). 😀
bundel said:
Ah moal rek disebutkeun. Uyuhan ieu aya juruwarta teu hideng ka manehna?
tianarief said:
sanes teu hideng atuh ceu, tapi teu uninga atanapi teu terang. 😛
bundel said:
Hahahaha……. sami mawon euy!