Highway di Indonesia bisa diidentikkan dengan jalan bebas hambatan, yang tentu saja berbayar alias tol. Tapi belakangan ini, tolnya masih terus dikutip, meski tak lagi bebas hambatan.

Di Tol Dalam Kota, macetnya bisa melebihi jalan biasa di sebelahnya. Bahkan di Jagorawi, kemacetan menjelang pintu keluar Ciawi dimanfaatkan pedagang asongan dan jasa memandu kendaraan masuk jalan kampung.

Nah, di Krabi, Thailand Selatan, highway benar-benar bebas hambatan, meski itu berupa jalan umum yang sangat lebar tapi sangat sepi.

Maklum saja, penduduk kota itu hanya 300 ribuan jiwa. Pemakai jalannya sedikit. Pengaturannya baik; motor dan sepeda hanya boleh jalan di sebelah kiri (di bahu jalan). Sama sekali tak menghalangi jalannya mobil.

Waktu test drive mobil merk Amrik di sana, aku dan 19 wartawan lain, bisa memacu sedan dan hatchback yang sedang diujicoba hingga kecepatan 120 – 150 kpj. Bahkan di waktu hujan lebat!

Jalan begitu mulus, dengan kualitas aspal yang baik, dengan pemandangan kampung dan hutan, benar-benar memberikan pengalaman tak terlupakan.

Saat menyetir mobil matik itu sejauh 260-an kilometer selama setengah hari tadi, kami melewati banyak dinding raksasa, mirip di Lembah Harau, Payakumbuh, Sumbar. Bedanya, yang ini jalannya lebar, sekelas Jagorawi, dan gratis pula.