Ternyata ada juga bapak-bapak di komplek perumahan yang sama-sama overtraining…

Jalan kaki cepat pagi-pagi keliling 1/2 blok kampung (1,5 km) sudah menjadi kebiasaan rutinku. Minggu pagi ini, begitu melangkahkan kaki meninggalkan komplek perumahan, aku ketemu Pak K, yang memang rajin berolah raga.

“Kita lari yuk?” ajak lelaki gempal, yang berusia 10 tahun di atasku itu. Dia rupanya biasa keliling 1 blok kampung, dengan berlari pula!

Aku yang memang berniat hanya berjalan kaki, menolak secara halus. Alasannya, aku sudah belasan tahun tidak melakukannya. Dulu waktu kuliah, aku memang penggila lari lintas bukit. Tapi itu dulu, sekarang sudah tua. Olah raga paling cocok untuk ortu, ya jalan kaki.

Dia pun setuju kami berjalan kaki mengitari 1 blok besar kampung (5 km). Perjalanan tak terasa karena sepanjang jalan kami mengobrol. Latar belakang olah raga Pak K, yang bekerja sebagai PNS di sebuah kementrian, ternyata tak jauh berbeda denganku.

Waktu muda, dia “gila lari” dan menekuni olah raga di bawah naungan IPSI. Bedanya, dia tak suka naik gunung karena takut ketinggian. Hehehe.

Akhirnya, kami ketemu pasangan yang cocok; pasangan berolah raga dengan durasi tinggi. Meski berjalan kaki, jalan kakinya dengan langkah besar-besar dan gerakan cepat.

Sebelum kembali ke rumah, aku mampir dulu di warung beli gemblong (penganan dari ketan hitam yang dilumuri gula). Tiba di rumah, badan pun berkeringat, dan istirahat mengademkan diri.

Gambar: siswa.univpancasila.ac.id