Sewaktu Hari Ayah di Sekolah Komunitas Kebon Maen, Sabtu (24/12), aku dibagi beberapa jurnal yang dibuat Fay. Saat membaca jurnal pada secarik kertas bertuliskan tangan itu, kami sempat senyam-senyum, lalu tertawa berderai, saat membaca salah satu tulisannya:


[-Ayah bekerja di Gedung Gatra (oke). -Ayah badannya tinggi (oke). – Kulitnya putih (HAH?)]

Seingatku, aku sejak dilahirkan sudah berkulit sawo matang –sebagaimana warna kulit orang Indonesia pada umumnya. Dan belakangan, kulitku semakin cokelat (baca: eksotis), karena sehari-hari kejemur di jalanan. *Maklum, motoris.

Tapi nggak apa-apa lah. Setidaknya itulah persepsi Fay terhadap ayahnya yang disayanginya.

Jurnal lainnya, tentang “perasaan terhadap ayah”, Fay menulis:


[-Ayah sayang Fay. -Ayah suka membelikan makanan untuk Fay. -Fay suka bermain laptop denngan ayah. -Fay diantar sama ayah ke sekolah]. (O, so sweet. Benar sekali, Fay)
Selamat Hari Ayah.